Senin, 29 Juli 2013

FILSAFAT YUNANI KUNO PRA SOCRATES

1 FILSAFAT YUNANI KUNO  PRA SOCRATES
A.   Filsafat Yunani Kuno
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pda mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng-dongeng).
         Setelah pada abad ke -6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam semesta ini jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berpikir ini kemudian banyak orang yang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir, yaitu :
1.     Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), di mana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional shingga muncul mitos selektif rasiona, seperti syair karya homerus, Orpheus dan lain-lain.
2.     Karya sastra Yunani yang dapat diangap sebagai mendorong kelahiran filsafat Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang Yunani yang di dalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3.     Pengaruh ilmu – ilmu pengetahuan yang bersal dari Babylonia (Mesir) di Lembah Sungai Nil. Kemudian berkat kemampuan dan kecakapnnya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktisnya saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Periode Yunani Kuno lazim disebut periode filsafat alam. dikatakan demikian, kaRena pada peiode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam,

A Special World

A Special World

A special world for you and me
A special bond one cannot see
It wraps us up in its cocoon
And holds us fiercely in its womb.

Its fingers spread like fine spun gold
Gently nestling us to the fold
Like silken thread it holds us fast
Bonds like this are meant to last.

And though at times a thread may break
A new one forms in its wake
To bind us closer and keep us strong
In a special world, where we belong.

- Sheelagh Lennon –
An Entrapment

My love, I have tried with all my being
to grasp a form comparable to thine own,

Rabu, 01 Mei 2013

image


Jumat, 05 April 2013

my friend


2 kasus sistem hukum


2. kasus percetakan (drukker arrest atau drukpers arrest) antara cohen dan linden baum
Kasus posisinya adalah sbb:

Pertama : cohen dan linden baum adalah para pengusaha yang bergerak dibidang percetakan.
Kedua : karena keduanya bergerak dalam bidang yang sama,dapat dipastikan telah terjadi konkurensi hanya saja persainganya tidak sehat.hal ini dibuktikan bahwa cohen membujuk pegawai lindenbaun agar memberikan berbagai informasi tentang offerte,daftar alat pelanggan dan lain sebagainya.
Ketiga : akibat perbuatan cohen tadi, para langganan lindenbaun pindah kepercetakan cohen, sehinga perusahan percetakan lindenbaun mengalami kerugian.
Keempat : setelah mengetahui perbuatan cohen, lindenbaum mengajukan gugatan berdasarkan pasal 1401 BW atau pasal 1365 KUH perdata tentang perbuatan melawan hukum.

Media Pembelajaran



Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Akusala Cetasika 14


Nama : murdiono
Npm  : 11110137
Akusala Cetasika 14Description: C:\Program Files\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\BD10289_.gif
Dalam keseharian kita tidak terlepas dari berbagai macam kondisi, salah satunya yaitu berhubungan dengan pihak lain, atau lebih tepatnya dengan mahluk lain. Disaat kita berinteraksi dengan pihak lain maka akan muncul kondisi atau keadaan yang akan membawa kita kedalam situasi pikiran yang bermacam – macam dan menimbulkan kesan yang bermacam – macam pula, sesuai dengan keadaan yang terjadi. Baik itu berupa kesan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan, apabila menyenangkan kita akan merasa bahagia dan sebaliknya apabila tidak menyenangkan maka kita akan segera menolak kondisi yang terjadi. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa ada dua macam pikiran seperti tersebut diatas yaitu pikiran yang baik dan pikiran yang tidak baik yang akan dibahas pada saat ini adalah yang tidak baik.