FILSAFAT
YUNANI KUNO PRA SOCRATES
A. Filsafat
Yunani Kuno
Orang
Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pda mitos atau
dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak
berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos
(dongeng-dongeng).
Setelah pada abad ke -6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam semesta ini
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai
suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal
pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir
untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berpikir ini kemudian banyak orang
yang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara
murni.
Terdapat
tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir, yaitu :
1. Bangsa
Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), di mana mitos dianggap sebagai awal dari
upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian
disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional shingga
muncul mitos selektif rasiona, seperti syair karya homerus, Orpheus dan
lain-lain.
2. Karya
sastra Yunani yang dapat diangap sebagai mendorong kelahiran filsafat Yunani,
karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup
orang-orang Yunani yang di dalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3. Pengaruh
ilmu – ilmu pengetahuan yang bersal dari Babylonia (Mesir) di Lembah Sungai
Nil. Kemudian berkat kemampuan dan kecakapnnya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan
sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktisnya saja,
tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Periode
Yunani Kuno lazim disebut periode filsafat alam. dikatakan demikian, kaRena
pada peiode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah
dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya mereka membuat
pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan
akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang
pertama dari alam semesta yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala
sesuatu yang berubah.
B. Filsafat
Pra Socrates
Filsafat
Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas
dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala
sesuatu baik di dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang
disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat
terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Pemikiran
filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun
manusia yang menyaebabkan akal manusia tiak puas dengan keterangan dongeng
tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya
dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Filsafat
Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka dalah filsafat alam artinya para ahli
pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran
para ahli filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam semesta.
Tujuan filosofi mereka adlam memikirkan soal alam besar darimana terjadinya
alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian
itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada
waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang
dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di
lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari
cerita nenek moyang.
Para
filusuf pada masa ini yaitu : Thales, anaximandros, Anaximenes, Herakleitos,
Pythagoras, Parmenides, Demokritos.
1. Thales
(625-545 SM)
Nama
Thales muncul atas penuturan sejarawan herodotus pada abad ke-5 SM. Thales
sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Salah
satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales
mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat
dasar, dan struktur komposisi dari alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu
ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Thales
merupakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of
deductive reasonising (bapak penalaran deduktif).
2. Anaximandros (640
– 546 SM)
Anaximandros
adalah salah satu murid Thales. Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu
traktat dalam kesusateraaan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi,
geografi. Sehingga ia orang pertama yang membuat peta bumi. Meskipun ia murid
Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari
jenis benda alam seperti air sebagaimana yang dikatakan oleh gurunya
Prinsip
dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh
dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak
dapat dirupakan tidak ada persamaannnya dengan apapun. Meskipun tentang teori
asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan
cerdas. Pendapatnya yang lain, bumi seperti sislinder, lebarnya tiga kali lebih
besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu
pun.
3. Anaximenes
Anaximenes
berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan
semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses pemadatan dan
pengeceran, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin,
air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang
timbul adalah api.
Pandangan
Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan
dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya
melayang di atas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang. Badan-bdan
jasad raya itu tidak terbenam di bawah bumi sebagaimana yang dipikirkan
Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada
waktu malam tertutup di belakang bagian-bagian tinggi.
4. Herakleitos (535
– 475 SM)
Ia
lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil, dan merupakan kawan
dari Pythagoras, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk
menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat
fragmen-fragmennya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia
mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela
orang-orang terkemuka di negeri Yunani. Pemikiran filsafatnya yang terkenal
dengan filsafat menjadi.
Heraclitos
mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang
menjadi, ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta)
adalah api. Karena api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api
mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu
menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu dan
asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan
kembali menjadi api.
5. Pythagoras (±
572 – 497 SM)
Mengenai
riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal dan tahunnya
tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan
sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan
kesaksian-kesaksian.di dalam kota kelahirannya Pythagoras mendirikan suatu
tarekat beragama yang bersifat religious, merkea menghormati dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya Tuhan jiwa itu adalah penjelmaan
dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia akan kembali ke langit ke
dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup
di dunia ini adalah persediaan buat akhirat.
Pythagoras
juga disebut sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik dan ilmu
berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka.
Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia
bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi
terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari
angka-angka dan merupakan paduan dari unsure angka.
6. Parmenides (540
– 475 SM)
Ia
lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Kebesarannya sama
dengan kebesaran Heracleitos. Dialah yang pertama kali memikirkan hakikat
tentang ada (being).
Menurut
pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan
perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu bahwa realitas
adalah gerak dan perubahan.
7. Democritus (460
– 370 SM)
Democritus
yang lahir di Abdera di pesisir Tharake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari
keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayannya itu ia bepergian ke Mesir dan
negeri-negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak
70 karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti : kosmologi, matematika,
astronomi, logika, etika, teknik, musik, puisi dan lain-lainnya. Sehingga ia
dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.
Menurut
pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada runag kosong.
Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga
Demoritos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu atom itu sendiri (yang
penuh), dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong
0 komentar:
Posting Komentar