Selasa, 16 Oktober 2012

keberhasilan belajar mengajar




BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya tuntutan pendidikan sudah banyak yang berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat,dan dengar.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Dengan adanya perencanaan pengajaran tersebut, diharapkan dapat terjadi keberhasilan atau kesuksesan dalam belajar mengajar. Oleh karena itu, akan dibahas masalah mengenai keberhasilan tersebut dengan sistematika berupa Indikator keberhasilan, penilaian keberhasilan, tingkat keberhasilan, program perbaikan dan factor-faktor yang mendorong terjadinya keberhasilan dalam proses belajar mengajar.







BAB II
PEMBAHASAN
1.     A.    Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
2.     Pengertian Belajar
Sebelum mengetahui pengertian keberhasilan belajar mengajar maka terlebih dahulu mengetahui pengertian belajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.
1.     Pengertian Mengajar
Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak. Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
1.     Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan Belajar Mengajar menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.

1.     B.     Indikator Keberhasilan Belajar Mengajar
            Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari :
1.     Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2.     Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajarkan intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Akan tetapi, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
1.     C.    Penilaian Keberhasilan
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:
1.Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam bahan tertentu.
2.Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya para siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3.Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode pembelajaran tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Dalam praktek penilaian di madrasah Aliyah, ulangan yang lazim dilaksanakan itu dapat dianggap sebagai tes subsumatif, sebab ruang lingkup dan tujuan ulangan tersebut sama dengan tes sub sumatif. Namun demikian, hasil tes ataupun ulangan tersebut pada dasarnya bertujuan memberikan gambaran tentang keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan itu dilihat dari segi keberhasilan proses dan keberhasilan produk.

1.     D.    Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1.     Istimewa/maksimal        : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai para siswa.
2.     Baik sekali/optimal        : Apabila sebagian besar (76% s.d.99%) bahan pembelajaran    yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3.     Baik/minimal                 :  Apabila bahan  pembelajaran yang diajarkan hanya 60%  s.d.75% saja dikuasai oleh siswa.
4.     Kurang                           : Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pembelajaran dan persentase keberhasilan dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.
1.     E.     Program Perbaikan
Program perbaikan merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal. Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching. Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat lebih baik. Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah berupa hambatan  ( gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar juga pribadi dan sebaliknya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, sehingga apabila ada siswa yang belum berhasil mencapai hasil yang diharapkan maka diperlukan suatu pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian pengajaran perbaikan diarahkan kepada pencapaian yang optimal sesuai dengan kemampuam masing – masing siswa. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk penyembuhan, membetulkan atau membuat menjadi baik.
Dalam pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengulang pokok bahasan secara keseluruhan
2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
3. Memecahkan masalah melalui soal soal
4. Memberikan tugas-tugas individu
1.     F.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:
1.Tujuan
Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pembelajaran. Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya. Pendidik  hanya merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) karena Ttujuan pembelajaran umum (TPU) sudah tersedia dalam GBPP. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat berikut:
·         Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
·         Membatasi dalam keadaan dimana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).
·         Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal  perilaku sebagai hasil yang dicapai.
Dan keberhasilan itu dapaat diketahui setelah dilakukan tes formatif di akhir pengajaran.
2. Guru.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
a)      Kepribadian
Aspek ini sangat berpengaruh terhadap pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas dalam kelas.
b)      Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik seebagai makhluk individual atau sebagai makhluk sosial akan berbeda, berbeda dalam prosesnya maupun pada hasilnya.
c)      Latar belakang dan pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemui guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalaman. Begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya, untuk menjembatani dibuat program akta 4 dan akta 5.
program Akta 4 (diganti dg program pend. Profesi gurudi uin jika tlh slesai S1 kpnddkn sdh otomatis mendpt srtifkt) dan Akta 5 (stlh lulus S1 non kpendidikan).
3. Anak Didik
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar, meliputi:
a)      Psikologis peserta didik
b)      Biologis pesertadidik
c)      Intelektual peserta didik
d)     Kesenangan terhadap pelajaran
Keempat diatas yang menjadi beberapa penyebab peserta didik itu berbeda antara satu dengan yang lain. Maka kenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), optimal ( baik sekali ), minimal (baik) dan kurang, untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik di dalam raport.
4. Kegiatan pembelajaran
Pola umum kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik dan bahan ajar sebagai perantaranya. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik. Gaya mengajar menurut Muhammad Ali  (1992; 59) dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a)      Klasik
b)      Teknologis
c)      Personalisasi
d)     Interaksional
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar,yaitu:
·         Gaya mengajar guru, meliputi: klasik, teknologis, personalisasi, interaksional.
·         Pendekatan guru, meliputi: pendekatan individual (memahami anak didik dengan   segala perbedaan dan persamaannya) dan pendekatan kelompok (memahami anak didik sebagai makhluk sosial). Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.
·         Strategi penggunaan metode. Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
Dari penjelasan diatas, diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5. Bahan dan alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya dikemas dalam buku paket. Adapula waktu yang harus ditempuh untuk menyelesaikan buku paket tersebut misalnya 1 semester, kemudian guru membuat item-item soal evaluasi dengan perencanaan yang sistematis serta dengan penggunaan alat evaluasi. Alat evaluasi yang umum digunakan, yaitu:
·         True-false
·         Multiple choice
·         Matching
·         Completion
·         Essay
Masing – masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu guru selalu menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
·         True-false dan multiple choice adalah bagian dari tes objectif artinya objektif dalam hal pengoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan anak didik, Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila anak didik tidak bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi, pengambilan sikap untung-untungan daripada tidak diisi.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester.ul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.
·         Alat tes dalam bentuk essay dapat meminimalisir sikap maupun tindakan spekulasi pada anak didik, sebab alat tes ini hanya dapat dijawab bila anak didik betul-betul manguasai materi dengan baik.
Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung mendatangkan sikap dan tindakan spekulatif pada anak didik.
Berbagai permasalahan yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes itu tidak valid dan tidak reliable, maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.
6. Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu di cermati dalam suasana belajar, yaitu:
·         Pelaksanaan evaluasi indoor maupun outdoor
·         Semua anak didik dibagi menurut tingkatan masing-masing.
·         Banyak sedikitnya anak didik dalam kelas.
·         Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik.













BAB III
PENUTUP
            Dari  pembahasan yang telah diuraikan diatas bahwa dapat dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.     Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.
2.     Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap bahan pengajaran dan pencapaian perilaku yang digariskan dalam TIK.
3.     Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berupa tes formatif, tes sub sumatif dan tes sumatif.
4.     Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1.     Keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf keberhasilan yaitu dengan kata “istimewa/maksimal, baik sekali/optimal, baik/minimal, kurang”.
2.     Program perbaikan merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal. Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching.
3.     Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:
1.     Tujuan
2.     Guru/pendidik
3.     Anak didik
4.     Kegiatan pembelajaran
5.     Bahan dan alat evaluasi
6.     Suasana evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
ü  J.mursel dan Prof. Dr. S.Nasution, M.A. Mengajar dengan Sukses, PT Bumi Aksara. hal.1
ü  Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. SBM. 1997. Bandung: CV pustaka setya,  hal 158.
ü  Drs. Ahmad Rohani HM dan Drs. Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan pengajaran, PT Rienika cipta,. hal. 159


0 komentar:

Posting Komentar