BAB
I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya tuntutan
pendidikan sudah banyak yang berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya
sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan
belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi
juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh
siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat,dan dengar.
Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi
pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang
oleh guru.
Dengan adanya
perencanaan pengajaran tersebut, diharapkan dapat terjadi keberhasilan atau
kesuksesan dalam belajar mengajar. Oleh karena itu, akan dibahas masalah
mengenai keberhasilan tersebut dengan sistematika berupa Indikator keberhasilan,
penilaian keberhasilan, tingkat keberhasilan, program perbaikan dan
factor-faktor yang mendorong terjadinya keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
A. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar
2.
Pengertian Belajar
Sebelum mengetahui
pengertian keberhasilan belajar mengajar maka terlebih dahulu mengetahui
pengertian belajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim Penulis
Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah
setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Siswa mengalami suatu proses belajar.
Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik
yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat.
Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya
evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan
kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22).
Dari ketiga pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi
lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.
1.
Pengertian Mengajar
Jerome S. Brunner dalam
bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah
menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga
dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5).
Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150)
mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau
melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak.
Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan
mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan
interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
1.
Pengertian Keberhasilan
Belajar Mengajar
Keberhasilan Belajar
Mengajar menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai
berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai
tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu
satuan bahasan kepada siswa. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan
bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.
1.
B. Indikator Keberhasilan Belajar
Mengajar
Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari
:
1.
Daya serap terhadap
bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individual maupun kelompok.
2.
Perilaku yang digariskan
dalam tujuan pengajarkan intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa,
baik secara individual maupun kelompok.
Akan tetapi, indikator
yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
1.
C. Penilaian Keberhasilan
Penilaian hasil belajar
bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi
pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
Untuk mengukur dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar
dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:
1.Tes Formatif
Penilaian ini digunakan
untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
Hasil tes ini dimanfatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan
tertentu dalam bahan tertentu.
2.Tes Subsumatif
Tes ini meliputi
sejumlah bahan pengajaran dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya para siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar
siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3.Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk
mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah
diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah
untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu
periode pembelajaran tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Dalam praktek penilaian
di madrasah Aliyah, ulangan yang lazim dilaksanakan itu dapat dianggap sebagai
tes subsumatif, sebab ruang lingkup dan tujuan ulangan tersebut sama dengan tes
sub sumatif. Namun demikian, hasil tes ataupun ulangan tersebut pada dasarnya
bertujuan memberikan gambaran tentang keberhasilan proses belajar mengajar.
Keberhasilan itu dilihat dari segi keberhasilan proses dan keberhasilan produk.
1.
D. Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar
mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai
ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan
hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau
taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Istimewa/maksimal
: Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai para siswa.
2.
Baik
sekali/optimal : Apabila sebagian
besar (76% s.d.99%) bahan
pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3.
Baik/minimal
: Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d.75%
saja dikuasai oleh siswa.
4.
Kurang
: Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh
siswa.
Dengan melihat data yang
terdapat dalam format daya serap siswa dalam pembelajaran dan persentase
keberhasilan dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan
proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.
1.
E. Program Perbaikan
Program perbaikan
merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini
dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal.
Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching. Remedial teaching atau pengajaran perbaikan
adalah suatu pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau
dengan singkat pengajaran yang membuat lebih baik. Dapat dikatakan pula bahwa
pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan
adalah berupa hambatan ( gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan
kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar juga
pribadi dan sebaliknya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam proses belajar
mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, sehingga apabila
ada siswa yang belum berhasil mencapai hasil yang diharapkan maka diperlukan
suatu pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan
demikian pengajaran perbaikan diarahkan kepada pencapaian yang optimal sesuai
dengan kemampuam masing – masing siswa. Maka pengajaran perbaikan atau remedial
teaching adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk penyembuhan,
membetulkan atau membuat menjadi baik.
Dalam pengajaran
perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mengulang pokok
bahasan secara keseluruhan
2. Mengulang bagian dari
pokok bahasan yang hendak dikuasai
3. Memecahkan masalah
melalui soal soal
4. Memberikan
tugas-tugas individu
1.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan
Faktor – faktor yang
mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:
1.Tujuan
Tujuan merupakan sasaran
yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan sama
halnya keberhasilan pembelajaran. Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai
sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar, maka
guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya. Pendidik hanya
merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) karena Ttujuan pembelajaran umum
(TPU) sudah tersedia dalam GBPP. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ini harus
dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat berikut:
·
Secara spesifik
menyatakan perilaku yang akan dicapai
·
Membatasi dalam keadaan
dimana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan
perilaku).
·
Secara spesifik menyatakan
kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal
perilaku sebagai hasil yang dicapai.
Dan keberhasilan itu
dapaat diketahui setelah dilakukan tes formatif di akhir pengajaran.
2. Guru.
Guru adalah tenaga
pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah
dan orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Guru dapat menjadikan
anak didik menjadi orang yang cerdas.
Ada beberapa aspek yang
menentukan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
a)
Kepribadian
Aspek ini sangat
berpengaruh terhadap pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika
melaksanakan tugas dalam kelas.
b)
Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru
yang memandang anak didik seebagai makhluk individual atau sebagai makhluk
sosial akan berbeda, berbeda dalam prosesnya maupun pada hasilnya.
c)
Latar belakang dan pengalaman guru
Guru pemula dengan latar
belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah, karena sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung
pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemui guru semakin berkurang pada aspek
tertentu seiring dengan bertambahnya pengalaman. Begitu juga sebaliknya. Oleh
karenanya, untuk menjembatani dibuat program akta 4 dan akta 5.
program Akta 4 (diganti
dg program pend. Profesi gurudi uin jika tlh slesai S1 kpnddkn sdh otomatis
mendpt srtifkt) dan Akta 5 (stlh lulus S1 non kpendidikan).
3. Anak Didik
Aspek dari anak didik
yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar, meliputi:
a)
Psikologis peserta didik
b)
Biologis pesertadidik
c)
Intelektual peserta didik
d)
Kesenangan terhadap pelajaran
Keempat diatas yang
menjadi beberapa penyebab peserta didik itu berbeda antara satu dengan yang
lain. Maka kenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), optimal ( baik
sekali ), minimal (baik) dan kurang, untuk setiap bahan yang dikuasai anak
didik di dalam raport.
4. Kegiatan pembelajaran
Pola umum kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik dan bahan
ajar sebagai perantaranya. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak
didik. Gaya mengajar menurut Muhammad Ali (1992; 59) dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
a)
Klasik
b)
Teknologis
c)
Personalisasi
d)
Interaksional
Ada 3 aspek yang dapat
dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar,yaitu:
·
Gaya mengajar guru,
meliputi: klasik, teknologis, personalisasi, interaksional.
·
Pendekatan guru,
meliputi: pendekatan individual (memahami anak didik dengan segala
perbedaan dan persamaannya) dan pendekatan kelompok (memahami anak didik sebagai makhluk sosial).
Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang
lebih baik.
·
Strategi penggunaan
metode. Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde
pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk
mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan
pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya
satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
Dari penjelasan diatas,
diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar.
5. Bahan dan alat
Evaluasi
Bahan evaluasi adalah
suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari anak didik
guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya dikemas dalam buku paket.
Adapula waktu yang harus ditempuh untuk menyelesaikan buku paket tersebut
misalnya 1 semester, kemudian guru membuat item-item soal evaluasi dengan
perencanaan yang sistematis serta dengan penggunaan alat evaluasi. Alat
evaluasi yang umum digunakan, yaitu:
·
True-false
·
Multiple choice
·
Matching
·
Completion
·
Essay
Masing – masing alat
evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu guru
selalu menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
·
True-false dan multiple
choice adalah bagian dari tes objectif artinya objektif dalam hal pengoreksian
tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan anak didik, Karena sifat
alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan
tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila anak didik tidak
bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi, pengambilan sikap untung-untungan
daripada tidak diisi.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester.ul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester.ul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.
·
Alat tes dalam bentuk
essay dapat meminimalisir sikap maupun tindakan spekulasi pada anak didik,
sebab alat tes ini hanya dapat dijawab bila anak didik betul-betul manguasai
materi dengan baik.
Untuk tes objektif
mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah rujukan standar
penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung mendatangkan sikap
dan tindakan spekulatif pada anak didik.
Berbagai permasalahan
yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila
alat tes itu tidak valid dan tidak reliable, maka tidak dapat dipercaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.
6. Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang
perlu di cermati dalam suasana belajar, yaitu:
·
Pelaksanaan evaluasi
indoor maupun outdoor
·
Semua anak didik dibagi
menurut tingkatan masing-masing.
·
Banyak sedikitnya anak
didik dalam kelas.
·
Berlaku jujur, baik guru
maupun anak didik.
BAB
III
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas bahwa dapat dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1.
Suatu proses belajar
mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK
tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu
mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada
siswa.
2.
Keberhasilan belajar
mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap bahan pengajaran dan
pencapaian perilaku yang digariskan dalam TIK.
3.
Untuk mengukur dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar berupa tes formatif, tes sub sumatif dan tes sumatif.
4.
Penilaian hasil belajar
bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran
yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1.
Keberhasilan proses
mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf keberhasilan yaitu
dengan kata “istimewa/maksimal, baik sekali/optimal, baik/minimal, kurang”.
2.
Program perbaikan
merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini
dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal.
Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching.
3.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
keberhasilan, diantaranya:
1.
Tujuan
2.
Guru/pendidik
3.
Anak didik
4.
Kegiatan pembelajaran
5.
Bahan dan alat evaluasi
6.
Suasana evaluasi
DAFTAR
PUSTAKA
ü J.mursel dan
Prof. Dr. S.Nasution, M.A. Mengajar dengan Sukses, PT Bumi Aksara. hal.1
ü Abu Ahmadi dan
Joko Tri Prasetya. SBM. 1997. Bandung: CV pustaka setya, hal 158.
ü Drs. Ahmad
Rohani HM dan Drs. Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan pengajaran, PT Rienika cipta,. hal. 159
0 komentar:
Posting Komentar